|Belajar Menulis di Blogspot | Filem Geratis | belajar program Android | laptop PC sofwer

Rabu, 27 November 2013

TATA LAKSANA MENTERNAK ITIK

PENGELOLAAN USAHA TERNAK ITIK dan KAMBING Disampaikan oleh : Sulhul Hadi, S.Pt. (Staf pada Seksi PUP Bidang Peternakan Distannak Lotim)

 A. TEHNIK BETERNAK ITIK

 1. Pendahuluan Bagi masyarakat Indonesia ternak itik merupakan salah satu jenis ternak yang sangat besar peranannya dalam menyediakan telur. Itik dipelihara utamanya untuk produksi telurnya disamping banyak dikonsumsi untuk dagingnya. Boleh dikatakan telur itik sangat diminati oleh semua orang, baik dalam bentuk telur segar atau telur asin. Pemeliharaan ternak itik masih banyak dilakukan secara tradisional berbeda dengan pemeliharaan ayam yang telah berkembang dengan pesat sesuai dengan perkembangan teknologi. Pemeliharan itik masih kebanyakan dilakukan dipedesaan atau terbatas pada daerah-daerah yang keadaan alamnya masih memungkinkan seperti daerah rawa, danau, pinggiran sungai atau persawahan yang luas sehingga produktifitas atau populasinya tidak stabil. Populasi ternak itik di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2011 sebanyak 117.402 ekor yang tersebar di 20 kecamatan. Populasi ternak itik terbanyak ada di Kecamatan Aikmel dengan jumlah populasi sebanyak 26.779 ekor diikuti kecamatan Wanasaba 11.787 ekor dan terakhir kecamatan Terara sebanyak 8.650 ekor. Sistem pemeliharaan yang umum dilakukan sampai saat ini adalah dengan cara tradisional yaitu dengan menggembalakan itik di sawah atau di tempat-tempat yang banyak air. Hasil penelitian membuktikan bahwa itik tidak mutlak membutuhkan air untuk berenang, yang penting adalah untuk minum harus tersedia sepanjang waktu. Terbukti bahwa pemeliharaan itik secara intensif atau terkurung dapat mencapai produksi yang optimal yaitu sebanyak 220 butir/tahun sedangkan digembalakan hanya menghasilkan telur sebanyak 124 butir/tahun. 2. Keunggulan Itik dengan Unggas Keunggulan Itik Unggas 2. Produksi telur Lebih tahan lama Tidak tahan lama 2. Sistem pengelolaan pemeliharaan secara sederhana Mampu berproduksi dengan baik kurang mampu berproduksi dengan baik 3. Tingkat Kematian/mortalitas Rendah Tinggi 4. Daya Tahan terhadap penyakit Lebih tahan Kurang tahan 5. Pemberian pakan Berkualitas rendah masih dapat berproduksi Tidak dapat berproduksi (stres) 3. Jenis Itik di Indonesia Pedaging petelur Sering merangkap sebagai induk buatan untuk mengerami telur itik seperti : Entok, itik manila atau itik serati Sering merangkap sebagai penghasil telur tetas seperti ; Itik Lokal : Tegal, Mojosari, alabio, bali, kerawang. khaki campbel dan pekin (impor) Sekilas ciri-ciri fisik itik petelur dan pedaging Itik tegal • Warna bulunya bervariasi dari coklat (jarakan), totol-totol cokelat atau branjangan, hitam dan putih. • Leher panjang dan bulat, tubuh langsing, kepala kecil. • Warna kerabang kuit telurnya hijau kebiru-biruan. • Saat berjalan tegak seperti botol (dilihat dari arah belakang kepala, leher, punggung menyerupai botol. • Produksi 250 butir per ekor/tahun • Masa betelur umur 1 – 2 tahun Itik mojosari • Warna bulunya kemerahan dengan variasi cokelat, hitam dan putih • Paruh dan kakinya berwarna hitam • Bentuk badannya kecil • Warna kerabang kulitnya kehijau-hijauan • Produksinya 265 butir per ekor/tahun Itik bali (itik pinguin) • Paruh dan kakinya berwarna hitam • Pada bagian kepala terdapat jambul • Bentuk tubuhnya hampir tegak berdiri seperti pinguin • Warna kerabang telurnya putih dan kebiruan • Produksi telurnya 250 butir per ekor/tahun Itik alabio • Warna bulunya kebanyakan hitam atau kehitaman • Berat hidup betina dewasa 3,2 kg dan jantan dewasa 4,5 kg Itik manila atau entok • Bentuk tubuh membuat garis segi tiga dengan kepala kecil membesar ke bawah • Warna bulunya pada betina kuning keabu-abuan dengan ujung bulu sayap, ekor, dada, leher dan kepala sedikit kehitaman. • Jantan berwarna abu-abu kehitaman dan ujung ekor terdapat bulu melengkung keatas • Warna paruh dan kaki kuning • Kerabang telurnya berwarna hijau kelabu • Masa betelur 8 – 10 bulan per tahun • Produksi telurnya 275 butir per ekor/tahun 4. Penentukan Jenis Kelamin anak Itik Jenis Kelamin JANTAN BETINA KEPALA Besar dan berbulu kasar Kecil dan berbulu halus SUARA Besar dan berat Keras dan nyaring TINGKAH LAKU tenang dan kurang aktif Lincah dan aktif 5. Seleksi Bibit Itik yang akan dijadikan bibit sebaiknya diseleksi agar bisa diperoleh keturunan itik yang memiliki karakteristik ekonomi tinggi. Untuk bibit Jantan : • Berat itik jantan muda umur 20 minggu 1,6 kg dan 1,8 kg pada umut 40 minggu • Seleksi itik pejantan harus ketat, karena sifat dan penyebaraanya lebih luas dibandingkan itik betina • Sifat-sifat birahi harus mendapat perhatian utama, karena pada umumnya itik yang cepat mencapai kematangan dewasa kelamin dan dapat memberikan tunas telur yang baik adalah pejantan yang mempunyai ciri suka mengawini. • Itik pejantan mempunyai sifat agak liar dan sangat peka serta mudah kaget Untuk Bibit Betina : • Itik betina muda pada umur 20 minggu memiliki berat badan 1,4 kg dan 40 minggu 1,6 kg • Itik betina harus mempunyai kondisi kaki yang kuat, lincah, sayap mengatup simetis rapat pada tubuh dan tidak bergerak bila sedang berjalan • Memiliki kepala bersih, segar dan mempunyai ukuran badan normal perbandingan kepala dan ekor terlihat cukup sempurna • Itik betina harus cepat dewasa kelamin, tetapi mempunyai sifat agar sulit dikawini itik pejantan • Itik betina memiliki tulang pelvis yang cukup lebar • Umumya itik betina yang produktif memiliki perut yang tidak menyentuh tanah melainkan sejajar 6. Pakan Pakan merupakan hal yang sangat penting dalam pemeliharaan itik secara terkurung atau intensif. Penyediaan pakan dengan kuantitas dan kualitas cukup sangat diperlukan untuk menunjang produksi. Beberapa perusahaan makanan ternak sudah menghasilkan ransum lengkap atau konsentrat untuk itik. Penggunaan konsentrat biasanya harus dicampur dengan dedak atau jagung menurut perbandingan yang dianjurkan pabrik pembuatannya, akan tetapi selain menggunakan ransum komersial tersebut, peternak dapat membuat ransum sendiri. Bahan-bahan pakan itik yang biasanya digunakan dalam menyusun ransum yaitu : 1) Tepung ikan, 2) Bekicot segar (5%), 3) Bungkil kedelai, 4) Ampas tahu, 5) Bungkil kelapa, 6) Cangkang udang (30%), 7) Tepung daun lamtoro (12%), 8) Dedak padi, 9) Tepung singkong (30%), 10) Menir Pemberian pakan pada itik dapat dilakukan 2 atau 3 kali sehari atau secara terus menerus tersedia dalam tempat pakan dengan perhatian bahwa pakan jangan sampai berjamur. Pakan yang sudah berjamur dapat menjadi racun berbahaya pada itik, oleh karena itu perlu dihindari pemberian pakan yang berlebihan. Setiap 100 ekor itik membutuhkan pakan sebanyak : • 6 kg/hari pada umur 1 – 2 minggu, • 8 kg/hari pada umur 3 – 4 minggu, • 10 kg/hari pada umur 5 minggu, dan • 15-18 kg/hari pada umur lebih dari 10 minggu Pakan dapat diberikan dalam bentuk kering (tepung butiran) atau basah yaitu dengan mencampur lebih dahulu dengan air secukupnya. 7. Kandang Perencanaan kandang untuk itik yang diperlihara secara intensif sangat penting agar usaha peternakan itik memberi nilai ekonomis. Kandang itik berbeda dengan kandang ayam. Kandang itik hanya digunakan pada malam hari dan waktu bertelur, sedangkan siang hari itik dikeluarkan dari kandang. Oleh karena itu dalam perencanaan kandang harus diperhitungkan adanya sinar matahari yang masuk terutama untuk menghindari lantai kandang menjadi basah dan mendukung usaha kebersihan. Ada 3 sistem kandang yang dianjurkan : 1. Sistem lantai (liter) 2. Sistem panggung (baterai) 3. Kombinasi Ukuran dan jumlah kandang biasanya 2,5 m, tinggi dan lebarnya 4 m Luas kandang Itik dewasa ( > 6 bulan) Itik dara (2-6 bulan) Anak itik (1 hari-2 bulan) Setiap m2 4 - 5 ekor 5 - 10 ekor 100 ekor 3 x 2 m 30 ekor 60 ekor 600 ekor Tatalaksana Pemeliharaan Itik Kunci keberhasilan usaha produktif ternak itik terletak pada pelaksanaan program tatalaksana pemeliharaan itik sampai usia 22 minggu atau 5,5 bulan. 1. Pemeliharaan anak itik Anak itik yang baru menetas sangat memerlukan penanganan yang baik. Sebelum anak itik dipindakan ke dalam kotak. Harus dilakukan persiapan sebelumnya seperti penyemprotan desinfektan atau pengaturan lampu pemanas agar kesehatan anak itik terjamin. Induk buatan dengan alat pemanas lampu sangat diperlukan sampai usia 3 minggu. Pada usia diatas 4 minggu digunakan sebagai alat penerang saja. Kandang untuk anak itik jangan terlalu sempit. Anak itik usia 1 hari – 4 minggu membutuhkan luas kandang 1 m2 untuk 10 ekor anak itik. 2. Pemeliharaan itik masa pertumbuhan Itik usia pertumbuhan 5 - 22 minggu tidak dipelihara dalam kotak lagi tapi dipindahkan ke kandang berlantai yang dialasi dengan bahan yang memiliki daya serap tinggi antara lain; kulit padi, jerami kering, serbuk gergaji dan lain-lain. Penggunaan pasir dan kapur sebagai campuran alas lantai kandang sangat dianjurkan. Sebaiknya kandang itik hanya digunakan pada malam hari. Siang hari itik dikeluarkan dari kandang agar bisa bermain di kolam. Pemberian makanan untuk itik masa pertumbuhan sebaiknya mulai diatur dan dibatasi. 3. Pemeliharaan itik masa produksi Mulai usia 23 minggu itik akan mulai bertelur, jadi dalam kandang perlu disediakan sarang bertelur. Sarang bertelur dibuat dengan ukuran 40 x 40 x 30 cm dengan kapasitas persarang 6 ekor itik. Pemberian makanan secara teratur dapat menjaga keseimbangan konversi ransum dan produksi telur. Makanan sebaiknya diberikan 2 kali sehari dalam bentuk setengah basah (pagi 09.00 dan siang 13.00) pemberian grit yang mengandung mineral, kalsium dan posfor sangat penting. Itik petelur yang dipelihara secara intensif memiliki kemampuan produksi telur sampai usia 74 minggu, tetapi apabila pemeliharaan cukup baik bisa dipertahankan sampai usia 144 minggu (setelah mengalami 3 kali rontok bulu). 4. Pemeliharaan itik masa rontok bulu Itik mengalami rontok bulu (molting) setelah memproduksi telur selama 4-12 bulan dan pada saat itu selama 2-3 bulan itik akan istirahat, tidak bertelur. Dalam pemeliharaan itik masa rontok bulu peternak perlu memperhitungkan nilai ekonomisnya khususnya dalam pemberian makanan. Penyakit Penyakit itik terbagi 2 yaitu : 1. Penyakit tidak menular Penyakit tidak menular disebabkan buruknya tatalaksana pemeliharaan seperti keracunan, pemeliharaan kesehatan dan kebersihan yang buruk, kekurangan vitamin dan mineral; stress, defisiensi vitamin A, brooder pneumonia, rickets duck dan bottulisma, dll. 2. Penyakit menular Penyakit menular disebabkan oleh bakteri, virus dan kuman yang ditularkan melalui kontak lansung atau lewat udara; fowel kholera, duck flague, fowl fox , white eye, ciccidiosis, coryza, dll. TEHNIK BETERNAK KAMBING Beternak kambing sebenarnya banyak keuntungannya bila dibandingkan dengan kemungkinan kerugian yang diderita. Beternak kambing sudah memasyarakat seperti halnya ayam, itik ataupun lembu. Pemeliharaan kambing tidak menuntut banyak persyaratan khusus. Kemudian satu faktor yang sangat penting dan menggembirakan adalah hampir setiap orang suka daging kambing. Ada beberapa alasan yang kongkrit bahwa kambing itu memang layak diternakan oleh peternak antara lain : 1). Kambing dapat kita anggap sebagai tabungan yang sewaktu-waktu dapat kita jual. 2). Perkembangannya cepat, sebab sekali beranak bisa menghasilkan 2 ekor. 3). Untuk memulai beternak kambing, kita tidak membutuhkan modal yang besar cukup yang kecil saja. 4). Untuk kandang dan pemeliharaannya cukup sederhana, tidak perlu tempat yang luas. 5). Dapat memamfaatkan lahan yang tidak berfungsi untuk lahan pertanian. Jenis-jenis kambing A. Kambing jenis susu 1. Kambing soaner 2. Kambing tonggenburg B. Kambing Pedaging 1. Kambing jawa randu 2. Kambing kacangan 3. Kambing etawa 4. Kambing kosta C. Kambing jenis bulu PERWATAN DAN PEMELIHARAAN KAMBING Karena begitu gampang dan banyak manfaat yang bisa diperoleh dari pemeliharaan kambing, banyak pula para petani/peternak yang beternak kambing secara sambilan. Namun kalau kita akan beternak dengan baik harus mengusahakan beberapa persyaratan mutlak yaitu sebagai berikut : 1). Membuat kandang untuk kambing-kambing yang kita pelihara. 2). Harus sanggup menyediakan makanan yang berkualitas tinggi dan setiap harinya bisa mencukupi kebutuhan kambing tersebut. 3). Pengaturan pengembangbiakan 4). Menjaga kesehatan kambing-kambing itu dari serangan penyakit. Kalau akan beternak kambing, belum mengetahui seluk beluk kambing, dianjurkan untuk mempelajari dengan lebih mendalam dan tak ada jeleknya untuk mempunyai buku-buku pegangan praktik dalam beternak kambing. A. KANDANG Ada beberapa fungsi kandang 1). Sebagai tempat bernaung di waktu malam hari. 2). Sebagai tempat berlindung dari gangguan panas matahari, hujan atau bila ada angin yang sangat kencang. 3). Untuk kambing sendiri, kandang merupakan tempat yang paling aman dan praktis buat melahirkan anak-anaknya. 4). Bisa juga kandang tersebut kita pergunakan untuk mengadakan perkawinan atau pemacekan kambing, dengan demikian kambing-kambing itu akan mengadakan perkawinan dengan rasa aman. 5). Mempermudah mengawasi kambing-kambing tersebut, terutama mengenai kesehatannya. Syarat utama dalam pembuatan kandang adalah : 1. kandang harus kita tempatkan di tempat yang menguntungkan bagi si kambing. 2. bahan untuk membuat kandang kambing, bisa juga kita ambil dari bahan-bahan yang murah dan kalau perlu apa saja yang sudah tersedia ditempat, bisa terbuat dari kayu ataupun bambu. Kayu atau bambu yang kita perlukan untuk membuat tiang, dinding dan alasnya kalau atapnya bisa kita pergunakan daun alang-alang yang telah dikeringkan atau genting. 3. Kambing adalah binatang yang punya sifat lincah dan gairah hidupnya tinggi. Serta merupakan binatang yang suka mendaki, maka kandang kambing harus dibuat agak tinggi, misalnya setengah meter dari permukaan tanah sehingga kandang tersebut mempunyai lorong. 4. Untuk membuat kandang sehat, kandang itu harus kena sinar matahari, sebaiknya sinar matahari dapat menerobos masuk kandang di waktu pagi. Kandang kambing ini memang dapat kita buat dengan sistem kandang tunggal ataupun sistem kandang ganda. Pembuatan kandang sebaiknya disesuiakan dengan beberapa kambing yang kita pelihara. Kandang yang dibentuk atau dibuat secara sederhana, biasanya memakai patokan-patokan sebagai berikut : 1. Kandang kambing jantan memerlukan kandang seluas 1 x 1,5 m. 2. Kandang kambing betina Kandang kambing betina, akan dibuatkan untuk kandang betina yang besar dan bunting serta mempunyai anak satu atau dua ekor.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More